Dibuang Keluarganya Kerana Rupa Huduh, Lihat Perubahan Beliau Dan Cara Pemuda Ini Balas Dendam Pada Dunia!!! Sebarkan Pada Semua Supaya Beroleh Iktibar!!!
Sekarang, Jono menjadi seorang guru sekaligus motivator yang mengedukasi semua orang tentang Sindrom Treacher Collins.
Kita semua tahu bahwa keluarga adalah tempat berlindung dari segala macam bahaya yang mengancam. Dalam dekapan orangtua kita bisa merasakan ketenangan, rasa aman, dan hangatnya kasih sayang.
Tapi, bagaimana jika orang tua tega membuang anaknya gara-gara mereka tak bisa menerima kekurangannya? Sulit memang membayangkan hal tersebut, tapi inilah kisah tragis yang dialami oleh pemuda asal Inggris, Jono Lancaster.
Segera setelah dilahirkan, orangtua Jono menolak untuk merawatnya karena dia dianggap memiliki paras yang buruk rupa. Ya, Jono menderita Sindrom Treacher Collins, sebuah kelainan genetik langka yang membuat tulang wajahnya tak berkembang secara sempurna.
Tapi, Kita Muda salut banget dengan Jono yang berhasil melalui semua ini. Bahkan Jono mampu menginspirasi penderita Sindrom Treacher Collins lainnya untuk terus bangkit. Penasaran bagaimana Jono bisa bangkit dan menginspirasi banyak orang?
Sudah lebih dari 30 tahun Jono hidup dengan kelainan genetik langka Sindrom Treacher Collins. Banyak hal telah dilalui olehnya dalam rentang waktu tersebut.
Penyakit ini membuat Jono memiliki mata yang miring ke bawah, telinga yang kecil dan tak normal, dan terdapat lubang di bawah kelopak mata.Orangtuanya menolak untuk merawat dan tega menelantarkan Jono sehari setelah dirinya dilahirkan.Meskipun dibuang, Jono luar biasa beruntung. Umumnya, orang dengan penyakit ini harus melewati 80 kali operasi terpisah sepanjang hidup mereka untuk mendapatkan bentuk wajah yang nyaman.Tak hanya itu, banyak orang baik di luar sana yang mau peduli padanya. Salah satunya Jane Lancaster yang kemudian mengadopsi Jono. Berkat Jane, Jono bisa merasakan kehidupan yang layak dan normal.
Ya, walaupun sangat sulit baginya untuk benar-benar hidup normal seperti anak-anak pada umumnya. Jono pun mengalami masa-masa sulit di sekolah. Teman-temannya selalu membuang muka ketika berpapasan. Bahkan, ada yang takut tertular penyakit serupa jika berada di dekatnya. Karena tak ingin membuat Jane bersedih, Jono berusaha untuk sabar dan bertahan. Namun tak berlangsung lama karena dirinya memutuskan untuk memberontak saat remaja.
Menyadari bahwa memberontak atau marah terhadap kondisinya tak akan merubah apa pun, Jono berusaha untuk memperbaiki hidupnya. Dia sempat bekerja di sebuah bar, tapi tak berlangsung lama. Setelah meraih gelar diploma di bidang olahraga, Jono melamar menjadi instruktur fitness. Pekerjaan ini membuat Jono semakin percaya diri. Tak hanya itu, dia juga bertemu dengan Laura Richardson yang kemudian menjadi isterinya.
Sekarang, Jono menjadi seorang guru sekaligus motivator yang mengedukasi semua orang tentang Sindrom Treacher Collins. Jono tak segan berkeliling ke banyak negara untuk menginspirasi mereka yang memiliki kondisi serupa.
Bersama organisasi Love Me, Love My Face Foundation, Jono berhasil mengumpulkan banyak dana untuk membantu mereka yang terkena Sindrom Treacher Collins.
Saya ingin anak-anak seperti saya bisa tetap percaya diri. Semua hal bisa mereka capai meskipun dengan kondisi yang tak sempurna, itu yang ingin saya tekankan.
Tak ada seorang pun atau apa pun yang bisa menghalangimu untuk sukses atau meraih cita-cita. Setuju kan, Kawan Muda?
0 comments:
Post a Comment